Selasa, 20 Desember 2011
Makna Suro_an
Kemah Bersama dan Pagelaran Wayang Kulit
Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa.
Jumat, 30 September 2011
Gedung SDN di Bojonegoro Kritis
BOJONEGORO-PasOpati, Gedung SD Negeri Ngulanan I di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jatim rusak parah, sehingga hampir ambruk. Berita selengkapnya
Read More »»Kamis, 22 September 2011
19 Desa di Nganjuk Krisis Air Bersih
“Kemarau seperti ini di daerah-daerah itu memang sulit untuk mencari air, debitnya di sungai sudah sangat kecil dan banyak sumber mata air yang kering,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nganjuk, Gunawan Widagdo di Nganjuk, kutip surya online Kamis (15/9/2011). Berita selengkapnya Read More »»
Warga Mrican Ngluruk Gedung DPRD
Senin, 29 Agustus 2011
Konsulidasi Pengurus Dan Pembina Panji Pewarta
Sabtu, 27 Agustus 2011
Puluhan Anak Di Bawah Umur Lebaran di Tahanan
Kediri, Pasopati - Lebih dari 50 anak di bawah umur di Eks Karesidenan Kediri tidak bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di rumah. Berita selengkapnya
Read More »»DPRD Kediri Kota, Menyoal Persik
Kediri, Pasopati - Kalangan DPRD Kota Kediri mempertanyakan legalitas (badan hukum, red) kesebelasan Persik Kediri. Pasalnya, meski Pemerintah Kota (Pemkot) setempat sudah mengucurkan dana milliaran rupiah, tetapi tim berjuluk Macan Putih justru belum memiliki legalitas yang terakui PSSI. Berita selengkapnya
Read More »»Sedekah Gudang Garam, Dikawal 750 Polisi
Kediri, Pasopati - Sebanyak 750 personil gabungan Polri, TNI dan keamanan dikerahkan untuk mengamankan pelaksanaan sedekah perusahaan rokok PT. Gudang Garam Tbk Kediri untuk para kaum duafa pada Sabtu (27/8/2011) kemarin. Untuk menghindari korban, rute pembagian dibagi menjadi 25 sekat. Berita selengkapnya
Read More »»Kamis, 11 Agustus 2011
PJOK : “Kasus Ngablak Sudah Selesai”
Kapolsek : “Kasus Terus Berlanjut”
Rabu, 10 Agustus 2011
Bangunan Saluran Irigasi PNPM MPd Ngablak Dirusak
Rabu, 03 Agustus 2011
Cerita Panji Semirang
Cerita Panji merupakan cerita Jawa asli. Cerita ini timbul pada zaman Kerajaan Kediri dan Jonggala. Tetapi menurut Prof. Poerbatjaraka baru dibukukan (disalin) pada zaman Kerajaan Mojopahit. Cerita selanjutnya
Read More »»Sunlife Finance Rangkul Para Usahawan Kediri.
Kediri – Sunlife finance pada hari Selasa 2 Agustus 2011 melakukan presentasi dengan para usahawan Kediri di Hotel Grand Surya. Berita selengkapnya
Read More »»Selasa, 26 Juli 2011
Polda Larang Ormas Sweeping Tempat Hiburan Malam
Surabaya - Polda Jatim melarang keras aksi sweeping tempat hiburan malam yang dilakukan organisasi masyarakat (ormas) pada saat bulan Ramadan. Apabila aksi sweeping tetap dilakukan, Polda Jatim akan memberikan sanksi keras. Berita Selengkapnya
Read More »»Minggu, 24 Juli 2011
Pemdes Manyaran Bagi Baju Batik
Jumat, 22 Juli 2011
2011, KPK Jerat 20 Kepala Daerah Tersangkut Korupsi
Surabaya - Penyakit korupsi masih menjangkit kepala daerah seperti bupati, walikota maupun gubernur. Hingga Juli 2011 ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjerat 20 kepala daerah yang terlibat korupsi. Berita selengkapnya
Read More »»Adik Bupati Nganjuk Terjerat Korupsi
Surabaya - Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Jatim menetapkan empat tersangka dugaan korupsi senilai Rp 336 juta proyek irigasi sekunder saluran Ketandan Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk. Berita selengkapnya
Read More »»Selasa, 19 Juli 2011
DPPKAD Kota Kediri Dipastikan Gagal penuhi Target
Berita selengkapnya
Kejaksaan Negeri Kediri Akan Usut Ridwan Hisjam
"Kta cari bukti bukti baru apakah memang betul kaitanya Ridwan. Tetapi kuncinya itu ada di Mundir (yunior Ridwan Hisjam, red)," kata Kepala Kejaksaan Negeri Kediri Badri Baedowi, Sabtu (16/7/2011)
Berita selengkapnya
Rabu, 13 Juli 2011
Walikota Kediri Tidak Merestui Perpeloncoan dalam MOS
Selasa, 12 Juli 2011
Jalur Kunjang – Plemahan Penuh Lubang, Pohon Pisangpun Ditengah Jalan.
Salah satu pendiri LSM Aspira tersebut sangat menyayangkan sikap Pemkab. Kediri yang terkesan mendiamkan kondisi jalan tersebut, menurutnya kondisi terparah pada ruas jalan perbatasan antara desa Plemahan Kecamatan Plemahan dan desa Kapi Kecamatan Kunjang. Di ruas jalan sepanjang 3 kilometer dekat pabrik kondisinya sangat parah, bahkan pada tahun lalu warga sekitar sempat melakukan protes dengan menanami pohon pisang ditengah jalan.
Warga sudah putus asa karena keluhannya seakan disepikan oleh pihak Pemkab. Kediri, “Ya wujud pelampiasan dari keputus asaan tersebut maka warga menanami ruas jalan tersebut dengan pohon pisang, bahkan hal itu hingga sekarang masih dilakukan” ungkap Nurcahyono.
Masih menurut Nurcahyono, kondisi jalan tersebut pada tahun lalu pernah dikonsultasikan dengan Kepala Kimpraswil Kabupaten Kediri DH. Winarna untuk mencari solusi yang terbaik karena disepanjang ruas jalan tersebut sering terjadi kecelakaan, “Namun karena alasan belum ada anggaran untuk memperbaiki ruas jalan tersebut, maka sampai sekarang jalan tersebut dibiarkan begitu saja”, jelasnya.
Sementara itu Kepala Kimpraswil Kabupaten Kediri DH. Winarna dihubungi via handphone oleh Pasopati untuk dimintai keterangan terkait permasalahan rusaknya ruas jalan yang menghubungkan daerah diwilayah kecamatan Plemahan – Kunjang tersebut Hp-nya tidak aktif. (isa) Read More »»
Belum Ada Gelombang Mutasi
“Mungkin saja ada beberapa pihak yang mendengar akan ada gelombang mutasi dilingkup Pemkab. Kediri namun sudah ditanggapi ada gelombang mutasi yang dilakukan secara diam-diam oleh Pemkab Kediri” jelas Edi.
Masih menurut Edi Purwanto kalau saja benar ada gelombang mutasi, maka tentunya pihak Humas dan Protokol mengetahui. “Tapi kami belum tahu adanya mutasi dibulan Juni sampai awal Juli ini, dengan kata lain sampai saat ini tidak ada gelombang mutasi yang dilakukan secara diam-diam dikabupaten Kediri”, tegas Edi Purwanto. (isa)
Minggu, 10 Juli 2011
Dibiarkan Keramat Atau Terpinggirkan ?
Pasopati - Dunia mistik dianggap dunia yang tidak realistis, itu sebagian orang yang mengatakan, banyak kontroversi yang berkembang di masyarakat saat ini, dunia mistik dianggap salah satu cara untuk mengadakan pendekatan kepada Tuhan, padahal hal tersebut tidak dapat di toleransi oleh ajaran agama.
Dengan kata lain ritualisme dengan cara meditasi berdo’a ditempat-tempat yang sepi akan dianggap sebagian orang lebih pas untuk mendekatkan diri kepada sang Khalik. Biasanya selain dirumah peribadatan, juga dilakukan ditempat-tempat pemakaman orang besar seperti Pemakaman Raja-raja, syech/ulama besar atau orang-orang berilmu tinggi.
Salah satu diantaranya adalah Pemakaman Pandu Pragulopati yang terletak didesa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Makam yang letaknya diatas bukit dan jauh dari pemukiman penduduk tersebut, banyak dikunjungi orang pada waktu-waktu tertentu
Walau tidak ada bukti sejarah yang menguatkan kisah hidup bangsawan Mataram tersebut baik dalam bentuk Prasasti atau semacamnya, namun Raden Pandu Pragolopati diyakini oleh beberapa kalangan berkaitan secara langsung dengan Raden Jimbun tokoh bangsawan yang disinyalir pertama kali membuka alas Pagung hingga menjadi perkampungan.
Bahkan Raden Pandupragulopati dalam salah satu versi ceritanya berkaitan langsung dengan lahirnya wayang Mbah Gandrung, satu-satunya wayang yang sangat di keramatkan di Indonesia, yang saat ini keberadaannya ada di desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.
Bahkan salah satu Srikandi Kediri yang enggan namanya di korankan dan mulai terjun ke kancah politik, pada masa Pemiu tertarik untuk melakukan ritual ditempat yang dianggap kramat di lereng Gunung Wilis tersebut.
Namun di sisi lain Dinas Pariwi-sata Kabupaten Kediri hingga saat ini mandek pada taraf penjajakan saja untuk mengembangkan peti-lasan salah satu Pangeran dari Kerajaan Mataram tersebut.
Jelas terlihat petilasan tersebut belum tersentuh oleh pihak Pemkab Kediri, mungkin Petilasan Sri Aji Joyo Boyo masih terlalu elok untuk diberi pendamping Petilasan Makam Prabu Pandu Pragulopati.
Menurut salah satu sumber, Pemkab. Kediri melalui Dinas Pariwisata, akan menelusuri kebenaran petilasan tersebut apakah ada keterkaitan dengan petilasan-petilasan lain dikabupaten Kediri, seperti Puntuk Keniten Kecamatan Mojo maupun Setono Badut didesa Tiron Kecamatan Banyakan kabupaten Kediri.
Pada saat ini petilasan tersebut sudah dibangun oleh Yayasan Potro Kusumo dari Klaten Jawa Tengah namun wujud fisik bangunan masih sangat jauh bila dikatakan layak.
Hal tersebut menjadi keprihatinan tersendiri, karena tempat tersebut merupakan tempat wisata ritualitas yang sangat ramai dikunjungi dan dikeramatkan oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya, maupun dari luar kota seperti Jepara, Yogyakarta, Solo, Klaten maupun kota-kota lainnya dan khususnya masyarakat disekitar lokasi petilasan tersebut.
Kapankah kabupaten Kediri akan memperhatikan petilasan tersebut? Kita tunggu saja. Dan Selamat mengunjungi ...............(isa)
Rabu, 29 Juni 2011
Waspada ! Jok Motor Tak Aman Lagi
Hal ini karena tempat penyimpanan di ruang bagasi di ba- wah jok sepeda motor telah tak aman lagi.
Seringnya kehilangan barang dibawah jok dan masih rapi bahkan terkunci.
Dari beberapa sumber yang diperoleh PASOPATI, Penyimpanan diruang tersebut sangat riskan terjadinya pencurian.
Dalam pengamatan dan telah melalui peragaan, ternyata untuk mengambil barang dibawah jok sepeda motor tanpa kunci dan hanya menggunakan jari bisa di lakukan dalam hitu- ngan detik. (Dalam peragaan tak sampai 5 detik jok bisa dibuka dan barang dibawahnya dapat diam- bil. (Red Pas)
Selasa, 14 Juni 2011
4 Tahun Tanpa Rambu Rambu
Arifin (36) warga yang tinggal persis diselatan perempatan maut tersebut, kepada PASOPATI mengatakan bahwa ketika terjadi kecelakaan Sabtu malam (28/5), merupakan kejadian ketiga bulan lalu,
Dikatakan Arifin, “Dalam kedua kecelakaan terdahulu hanya luka ringan saja namun dalam kecelakaan kali ini 2 korban luka ringan, 1 giginya rontok dan 2 korban kritis” ungkap nya.
Arifin mengungkapkan kecelakaan terjadi sekitar jam 21.00 Wib, tidak tahu persis bagaimana kejadiannya, tiba-tiba terdengar benturan keras begitu dia menoleh ke arah sumber suara benturan, ternyata terlihat korban kecelakaan yang bergelimpangan.
“Kami segera memberilan pertolongan sebagaimana yang bia sa dilakukan, namun kami kaget karena korbannya ternyata 5 orang dua diantaranya terlihat kritis kare- na kepalanya terbentur aspal” terang Arifin.
Sementara itu Wakiran (55) mengungkapkan dia mengira yang menjadi korban kecelakaan adalah tetangganya yang bernama Fana karena tetangganya tersebut baru saja menyapanya dan diperhitungkan perjalanannya baru sampai perempatan maut itu.
Namun terlepas siapapun korbannya dia berharap pihak berwenang segera memasang rambu-rambu diperempatan tersebut, karena sejak tahun 2007 perempatan tersebut praktis tidak ada rambu-rambu sama sekali,
“Padahal hampir setiap bulan terjadi kecelakaan rata-rata 2 kali, bahkan pada bulan Suro yang lalu masyarakat menghitung terjadi kecelakaan sebanyak 9 kali” ungkap Wakiran. Ungkapan tersebut juga dibenarkan oleh beberapa warga lainnya.
Sementara itu Kepala Desa Kalirong M. Farih Zaenulloh, SE mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihak pemerintah Desa Kalirong sudah beberapa kali mengajukan pemasangan rambu-rambu pada perempatan tersebut.
Usulan atau lebih tepatnya permohonan yang disampaikan Kades Kalirong hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, “Pertama kali kami melayangkan surat pada bulan Januari 2008, lalu kita susuli lagi pada akhir tahun 2010.
Usulan tersebut, hingga saat ini belum ada tindakan dari dinas terkait” jelas Kades Kalirong. enurut Farih Zaynulloh dalam waktu dekat dia akan melayangkan surat lagi kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri.
Usulan yang disampaikan Kades Kalirong, untuk keamanan pengguna lalin karena lokasi yang diusulkan, ibarat 'Perempatan Maut Siap Merenggut" karena telah 4 tahun tanpa adanya rambu-rambu diperempatan maut tersebut.
“Kami sangat berharap permohonan kami segera bisa di realisasikan oleh pihak terkait ka- rena masyarakatnya sudah sedemikian resah akibat seringnya terjadi kecelakaan di perempatan itu.
Bahkan kalau bisa diperempatan itu dipasangi FA (lampu kedip-red) atau rambu kejut (anggelan red) karena kalau dipasangi rambu-rambu biasa percuma karena pe- ngendara akan cenderung menga- baikannya” pungkas Zaynulloh.(isa)
Sabtu, 28 Mei 2011
Wayang Mbah Gandrung
Keunikan atau kekhasan Wayang Mbah Gandrung berbeda dengan wayang umumnya yang ada di tanah Jawa yaitu wayang kulit. Wayang Mbah Gandrung merupakan bentuk wayang dari kayu, atau secara umum disebut wayang Krucil.
Namun demikian para sesepuh desa Pagung menganggap bahwa Wayang Mbah Gandrung bukanlah wayang krucil. Baca berita selengkapnya
Kamis, 07 April 2011
Sudahkah PNPM MP Berhasil Dalam Pemberdayaan Masyarakat?
Dalam peraturan dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipasif, politis, botom up dan top down proses. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga adanya peran serta yang aktif dari masyarakat dalam perencanaan dan monitoring pelaksanaan pembangunan daerah.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada saat ini digadang gadang mampu melaksanakan beberapa program berbasis pemberdayaan masyarakat, hal tersebut dikarenakan mulai dari sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan program dan monitoring, (idealnya) selalu melibatkan masyarakat dimana program tersebut dilaksanakan, utamanya rumah tangga miskin (RTM).
Berita Selengkapnya dan Berita Terkait.
Paguyuban Waranggono Mekarsari Luput Sentuhan
Seperti yang di ungkapkan oleh sesepuh paguyuban Mekarsari Sastro Miharjo Gumun atau lebih akrab dipanggil Mbah Gumun Sabtu (19/3). Mbah Gumun memaparkan sepeninggal Bu Jum (ketua paguyuban 4 tahun lalu) praktis kegiatan para waranggono seakan bak anak ayam yang kehilangan induknya, “Jadi berjalan sendiri-sendiri, bahkan bisa dibilang mereka tidak pernah latihan, apalagi setelah perangkat gamelannya tidak ada karena di ambil orang praktis berbagai kegiatan terhenti” jelasnya.
Berita Selengkapnya
Tayub Sebagai Budaya Dan Konotasi Erotis
Dibandingkan dengan dua lainnya, tayub mempunyai masa paling banyak. Penyebarannya hampir meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua wilayah ini memang memiliki kesamaan budaya.
Saat mendekat ke Istana Mataram, tarian itu mengalami penghalusan menjadi Gambyong. Evolusinya ke timur hingga Banyuwangi menjadikanya Gandrung. Sedang ronggeng gunung dan ketuk tilu, hingga kini masih bertahan dengan bentuk aslinya didaerah masing-masing.
Berita Selengkapnya
Warta Pasopati News Sebelumnya
-
Pasopati - Dunia mistik dianggap dunia yang tidak realistis, itu sebagian orang yang mengatakan, banyak kontroversi yang berkembang di masy...
-
Kediri - Jaranan pada jaman dahulu adalah selalu bersifat sakral. Maksudnya selalu berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya gaib. Selain unt...
-
Kediri,Pasopati - Kebiasaan menyimpan barang di bawah jok sepeda motor seperti ponsel, surat sepeda motor atau- pun dompet dan barang berhar...
-
Kediri, Pasopati – Wayang Mbah Gandrung merupakan wayang kayu yang ada di Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Wayang Mbah Gandrung...
-
Kediri, Pasopati – Kehadiran erotisme dalam kesenian modern kita seperti dangdut, berakar dari goyang serupa dalam tari-tarian pergaulan tr...
-
Kediri,Pasopati – Walikota Kediri Samsul Ashar melarang adanya praktik perpeloncoan dalam pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (BOS) di setiap j...
-
Usulan Di Abaikan Tunggu Tambah Korban ? Kediri,PASOPATI - Perempatan maut di Desa Kalirong Kecamatan Tarokan lagi-lagi memakan korban, kor...
-
Kediri, Pasopati – Jalan yang menghubungkan dua kecamatan Kediri bagian utara yaitu Plemahan dan Kunjang sudah dua tahun ini dipenuhi luban...
-
Kediri, Pasopati – Paguyuban Waranggono Mekar Sari Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah kabupaten Kediri setelah hampir lima tahun tanpa ada sen...